Halaman

Rabu, 21 Desember 2011

Jual Rumah

Rumah dijual daerah jalan Kiwi Medan. khusus daerah Medan dan hanya yang serius hub ke HP : 081396211752

Selasa, 27 September 2011

Tolong Beli Handuk ini !



Dari Abdullah bin Mas`ud Ra bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Sedekah akan jatuh di tangan Allah, sebelum sedekah itu di terima oleh tangan peminta" (Al Hadits)

Pagi itu Yudi, -bukan nama asli- sedang menyantap sarapan pagi bersama istri dan dua orang anaknya. Waktu saat itu menunjukkan pukul 05.20 WIB. Mereka bergegas menyantap sarapan. Itulah kebiasaan Yudi sekeluarga setiap hari. Mereka harus meninggalkan rumah setengah enam pagi kalau tidak ingin terlambat dalam aktivitas keseharian.

Namun dalam ketergesaan di pagi buta itu, terdengar suara pintu di ketuk oleh seseorang. Istri Yudi segera berhambur ke arah pintu depan. Di sana rupanya ada seorang ibu tetangga rumah beserta anaknya yang datang dengan sebuah bungkusan.

"Ada apa, ibu?" tanya istri Yudi. "Boleh saya bertemu dengan pak Yudi?" tanya sang tamu.

Perempuan itu dipersilakan masuk. Ia menunggu di ruang tamu, sementara Yudi menyelesaikan sarapan.

Usai itu, Yudi datang menyapa. Ia menanyakan ada apa gerangan. Di sisinya sang istri turut mendengarkan.

Ibu sang tamu kemudian berkata lirih, "Pak Yudi, tolong beli handuk ini…!"


***

Yudi dan istri saling bertatapan heran. Setahu mereka sang tetangga ini tidak pernah berjualan. "Sejak kapan sang ibu ini berjualan handuk?" batin mereka berdua.

Namun mereka berdua merasa aneh, saat mereka membuka bingkisan yang disodorkan tiada lain adalah sebuah handuk bukan baru melainkan usang terpakai.

Yudi dan istri terheran. Mereka tidak mengerti apa maksud sang ibu menawarkan handuk usang. Setelah beberapa saat, Yudi pun mendapatkan sebuah pertanyaan untuk dilontarkan. "Kenapa ibu mau jual handuk ini? Tanya Yudi.


"Suami saya sudah beberapa hari gak pulang, Pak! Saya gak tahu apakah dia kabur karena kawin lagi atau sudah meninggal di jalan. Biasanya kalau lagi bawa truk ke Jawa, 1 minggu paling lama dia sudah pulang. Sampai sekarang sudah dua minggu lebih gak ada kabar. Gak ada telpon, sms atau apapun. Padahal di rumah saya gak punya uang dan makanan. Sudah 2 hari saya bilang ke anak-anak untuk sabar menahan lapar. Tapi tadi malam saya sudah gak kuat mendengar jerit anak-anak saya kelaparan. Tolong beli handuk ini, Pak…! Saya gak mau mengemis, saya juga gak berani ngutang. Tolong ya pak…!" ibu tadi menutup kalimatnya dengan nada memelas.


Yudi dan istri merasa lemas mendengarnya. Keduanya menghela nafas panjang. Bergegas Yudi dan istri masuk ke dalam kamar. Mereka tidak kuat mendengar keluhan tetangga. Namun, celakanya uang yang mereka punya hanya Rp 200 ribu saja. "Berapa yang pantas untuk diberikan?" gumam mereka berdua.

Akhirnya Yudi memutuskan untuk memberi uang sejumlah Rp 150 ribu. Padahal sebelumnya sang istri mengingatkan bahwa tanggal gajian masih seminggu lagi. Dari mana uang untuk makan dalam beberapa hari tersebut? Yudi menjawab singkat, "Allah pasti menolong kita!"

Yudi memberikan sejumlah uang di atas kepada tetangganya. Setelah ibu itu berpamitan, Yudi dan seluruh anggota keluarga pergi meninggalkan rumah. Rute yang dilalui adalah; mengantarkan anak-anak ke sekolah, lalu ke tempat kerja istri dan terakhir menuju kantor.

Yudi dan istri menikmati perjalanan rutin di pagi itu. Namun ada satu rasa di dalam hati mereka yang tengah bersemi. KEBAHAGIAAN & KEDAMAIAN, itu yang mereka rasakan.


***


Energi kebaikan itu dirasakan oleh Yudi sepanjang hari. Senyum terus terkembang di wajahnya. Semua orang yang ia jumpai selalu menyapanya. Alangkah berkah hari itu Yudi rasakan.

Pukul 16.00 WIB hari itu usai shalat Ashar, Direktur SDM di kantornya memanggil Yudi datang ke ruangan. Tak terlintas di benak Yudi, ada apa gerangan?

Yudi mengetuk pintu dan meminta izin untuk masuk. Setelah duduk di sebuah kursi di ruang itu, Yudi bertanya ada apa gerangan ia dipanggil.

Wajah sang direktur terlihat ceria. Beberapa kali senyuman terulas di wajahnya. Yudi bergumam, ini mungkin menjadi satu lagi penambah keberkahan hari Yudi.

Setelah berbincang beberapa lama, sang direktur memberitahukan bahwa tahun ini seperti masa-masa sebelumnya perusahaan memberangkatkan 1 orang dari pegawai untuk berangkat ibadah haji. Direktur SDM itu memberitahukan bahwa pegawai yang beruntung tahun itu adalah YUDI!!!

Allahu Akbar…., ! tubuh Yudi berguncang hebat. Tak mampu menahan gemuruh dalam ruang batinnya. Ia pun bersyukur kepada Allah dan tersungkur sujud. Ia tidak hanya menjabat tangan sang direktur, saking girangnya ia memeluk tubuh sang direktur dan ia ucapkan terima kasih berulang kali.


***

Ia kembali ke rumah dengan hati berbunga. Rasanya kali itu adalah perjalanan pulang ke rumah yang paling indah yang pernah ia alami. Sambil memegang kemudi mobil, berkali-kali bulir air mata menetes di pipi Yudi. "Alangkah murahnya Allah!" hatinya memuji.

Yudi pun tiba di rumah. Setelah mobil diparkir, ia pun lari berhambur mencari istrinya. Istrinya terheran-heran melihat gelagat suaminya, kemudia ia pun menanyakan Yudi apa yang terjadi?

Yudi lalu menceritakan kabar gembira bahwa dirinya akan berangkat haji tahun ini.

Setelah keduanya merasakan kegembiraan itu, keduanya pun mengerti bahwa Allah Swt memberikan anugerah yang amat berharga itu setelah Yudi dan istri memberikan bantuan kepada seorang ibu tetangga tadi pagi!


Betapa pertolongan Allah amat cepat mendahului bantuan yang diberikan seorang hamba untuk saudaranya!

Sumber : http://www.haryobayu.web.id/?aksi=detail_blog&nomor=431

Senin, 15 Agustus 2011

KISAH MENGHARUKAN SEORANG PRAMUGARI



Saya adalah seorang pramugari biasa dari China Airline, karena bergabung dg perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yg mengesankan, setiap hari hanya melayani penumpang dan melakukan pekerjaan yg monoton.
Pada tanggal 7 Juni yg lalu saya menjumpai suatu pengalaman yg membuat perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya.
Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari Shanghai menuju Peking ,penumpang sangat penuh pada hari ini. Diantara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkul sebuah karung tua dan terlihat jelas sekali gaya desanya, pada saat itu saya yg berdiri dipintu pesawat menyambut penumpang kesan pertama dari pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah maju seorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.
Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minuman, ketika melewati baris ke 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut, dia duduk dg tegak dan kaku ditempat duduknya dg memangku karung tua bagaikan patung. Kami menanyakannya mau minum apa, dg terkejut dia melambaikan tangan menolak, kami hendak membantunya meletakan karung tua diatas bagasi tempat duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkannya duduk dg tenang, menjelang pembagian makanan kami melihat dia duduk dg tegang ditempat duduknya, kami menawarkan makanan juga ditolak olehnya. Akhirnya Kepala Pramugari dg akrab bertanya kepadanya apakah diasakit, dg suara kecil dia mejawab bahwa dia hendak ke toilet tetapi dia takut apakah dipesawat boleh bergerak sembarangan, takut merusak barang didalam pesawat.
Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar dia ke toilet, pada saat menyajikan minuman yang kedua kali, kami melihat dia melirik ke penumpang disebelahnya dan menelan ludah, dg tidak menanyakannya kami meletakan segelas minuman teh dimeja dia, ternyata gerakan kami mengejutkannya, dg terkejut dia mengatakan tidak usah, tidak usah,kami mengatakan engkau sdh haus minumlah, pada saat ini dg spontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yg disodorkan kpd kami, kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis, dia tidak percaya, katanya saat dia dlm perjalanan menuju bandara, merasa haus dan meminta air kepada penjual makanan dipinggir jalan dia tidak diladeni malah diusir. Pada saat itu kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil, karena uang yg dibawa sangat sedikit, hanya dapat meminta minunam kepada penjual makanan dipinggir jalan itu pun kebanyakan ditolak dan dianggap sbg pengemis. Setelah kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dg tenang meminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak olehnya.
Dia menceritakan bahwa dia mempunyai dua orang putra yg sangat baik ,putra sulung sdh bekerja di kota dan yg bungsu sedang kuliah ditingkat tiga di Peking . anak sulung yg bekerja di kota menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersama di kota tetapi kedua orangtua tersebut tidak biasa tinggal dikota akhirnya pindah kembali kedesa, sekali ini orang tua tsb hendak menjenguk putra bungsunya di Peking, anak sulungnya tdk tega orang tua tsb naik mobil begitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemani bapaknya bersama2 ke Peking , tetapi ditolak olehnya karena dianggap terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal dia bersikeras dpt pergi sendiri akhirnya dg terpaksa disetujui anaknya.
Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yg disukai anak bungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan dibandara, dia disuruh menitipkan karung tsb ditempat bagasi tetapi dia bersikeras membawa sendiri, katanya jika ditaruh ditempat bagasi ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yg sudah hancur ,akhirnya kami membujuknya meletakan karung tsb di atas bagasi tempat duduk, akhirnya dia bersedia dg hati2 dia meletakan karung tsb. Saat dlm penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, dia selalu membalas dg ucapan terima kasih yg tulus, tetapi dia tetap tidak mau makan, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sdh sgt lapar, saat pesawat hendak mendarat dg suara kecil dia menanyakan saya apakah ada kantongan kecil? dan meminta saya meletakan makanannya di kantong tersebut. Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yg begitu enak, dia ingin membawa makanan tsb untuk anaknya, kami semua sgt kaget. Menurut kami yg setiap hari melihat makanan yg begitu biasa di mata seorang desa menjadi begitu berharga.
Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya, dg terharu kami mengumpulkan makanan yg masih tersisa yg belum kami bagikan kepada penumpang ditaruh didalam suatu kantongan yg akan kami berikan kpd kakek tsb, tetapi diluar dugaan dia menolak pemberian kami, dia hanya menghendaki bagian dia yg belum dimakan tidak menghendaki yg bukan miliknya sendiri, perbuatan yg tulus tsb benar2 membuat saya terharu dan menjadi pelajaran berharga bagi saya.
Sebenarnya kami menganggap semua hal tersebut sudah berlalu, tetapi siapa menduga pada saat semua penumpang sdh turun dari pesawat, dia yg terakhir berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintu pesawat, sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yg sangat tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya, yaitu dia berlutut dan menyembah kami, mengucapkan terima kasih dg bertubi2, dia mengatakan bahwa kami semua adalah orang yg paling baik yg dijumpai, kami didesa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yg begitu manis dan makanan yg begitu enak, hari ini kalian tidak memandang hina terhadap saya dan meladeni saya dg sangat baik ,saya tidak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih kpd kalian. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian, dg menyembah dan menangis dia mengucapkan perkataannya. Kami semua dg terharu memapahnya danmenyuruh seseorang anggota yg bekerja dilapangan membantunya keluardari lapangan terbang.
Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam-macam penumpang sdh saya jumpai, yg banyak tingkah, yg cerewet dll ,tetapi blm pernah menjumpai orang yg menyembah kami, kami hanya menjalankan tugas kami dg rutin dan tidak ada keistimewaan yg kami berikan, hanya menyajikan minuman dan makanan, tetapi kakek tua yg berumur 70 tahun tsb sampai menyembah kami mengucapkan terima kasih, sambil merangkul karung tua yg berisi ubi kering danmenahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidak bersedia menerima makanan yg bukan bagiannya, perbuatan tsb membuat saya sangat terharu dan menjadi pengalaman yg sgt berharga buat saya dimasa datang yaitu jgn memandang orang dari penampilan luar tetapi harus tetap menghargai setiap orang dan mensyukuri apa yang kita dapat.

Kamis, 02 Juni 2011

Mengenai Saya

As a Supplier for Online Shop